Minggu, 06 Maret 2022

"Edang-Edang Bau Jari Atep" Implementasi Hasil Pelatihan IOA

 

 

Penulis Murdin, S.Pd.

“Edang-edang bau jari atep" adalah untaian peribahasa dalam bahasa sasak yang artinya “kelopak bambu bisa jadi atap". Peribahasa yang berkembang di bumi Sasak ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan hal-hal kecil. Karena setiap hal besar dimulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana.

Peribahasa sasak “edang-edang bau jari atep” saya pilih sebagai judul tulisan ini dapat menggambarkan harapan besar bahwa langkah-langkah kecil yang telah saya lakukan perlahan dapat memberi dampak perubahan yang signifikan dimasa depan.

Nama saya Murdin, S.Pd., saya seorang kepala sekolah di SD Negeri 2 Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Saya bertugas di SD ini sejak 15 September 2021. Dapat dikatakan bahwa usia kepemimpinan saya di sekolah ini masih sangat belia. Kendati demikian, telah banyak pengalaman dan pelajaran baru yang saya dapatkan. Salah satu yang paling berharga adalah ketika saya berkesempatan untuk mewakili SD Negeri 2 Kayangan sebagai salah satu peserta ‘Pelatihan Kepemimpinan Transformasional’ yang diselenggarakan oleh Indonesian Overseas Alumni (IOA) Spirit for Education di Kabupaten Lombok Utara pada bulan Januari lalu.

Setelah melalui pelatihan yang cukup berkesan tersebut, saya merasakan bahwa telah muncul spirit baru dalam diri ini untuk melakukan perubahan kecil yang saya yakini akan bermanfaat bagi sekolah. Perubahan kecil yang diawali dengan komitmen untuk selalu datang lebih awal ke sekolah sebagai upaya menanamkan sikap disiplin kepada seluruh warga sekolah.

Berbekal kesadaran yang saya peroleh dari pelatihan, bahwa menjadi pemimpin yang baik, tidak cukup hanya dengan menceramahi warga sekolah agar senantiasa disiplin, tetapi lebih dari itu cara terbaik yang harus dilakukan setiap pemimpin adalah dengan memberikan contoh atau keteladanan sebagai langkah idealisasi pengaruh kepada setiap anggotanya. Melalui tindakan ini diharapkan pada gilirannya nanti setiap anggota yang saya pimpin (warga sekolah) terdorong untuk selalu memegang prinsip-prinsip kedisiplinan dalam kehidupan mereka.

Selain perubahan dalam lingkup diri, lebih jauh saya coba menggalakkan perubahan yang lebih besar dengan mengadakan program-program sederhana yang ditujukan kepada seluruh warga sekolah. Program dimaksud antaralain, Guru MENYAPA, Jumpai Amal, program SABERLINK (Sabtu Bersih-Bersih Lingkungan) dan program Guru Berbagi BATAS MASA (Bahas Tuntas Masalah Bersama).

Program GURU MENYAPA (Guru Menyambut dan Menyapa)

Setiap hari terdapat dua guru yang mendapatkan jadwal jaga di depan gerbang SD Negeri 2 Kayangan. Guru-guru yang berjaga ditugaskan untuk menyambut, menyapa, dan membantu siswa yang hendak menyeberangi jalan yang ramai pengendara. Guru-guru yang berjaga juga ditugaskan untuk memeriksa kelengkapan atribut sekolah, memeriksa suhu tubuh anak, dan memeriksa kelengkapan protokol kesehatan covid-19 terutama terkait penggunaan masker. Jika ditemukan anak-anak yang tidak mematuhi kelengkapan atribut sekolah dan protokol kesehatan, guru yang berjaga berkewajiban untuk memberikan nasihat atau teguran kepada siswa yang berulangkali melanggar.

Tujuan dari program Guru Menyapa ini tidak hanya untuk menjamin keselamatan siswa, tetapi juga untuk menjalin hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid, serta antara guru dengan wali murid/orang tua siswa/masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Program yang telah kami jalankan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat, sekolah yang dulunya terkesan agak tertutup dan kaku, kini telah dikenal masyarakat sebagai sekolah yang ramah dan peduli.

Program Jumpai Amal (Jumat Pagi Imtaq dan Beramal)

Program Jumpai Amal ini terdiri dari dua kegiatan dilaksanakan setiap hari Jumat yang merupakan kegiatan rutin pelaksanaan IMTAQ. Kegiatan ini dirangkai dengan Pembiasaan Beramal dengan tujuan untuk menanamkan pemahaman paradoks berbagi kepada siswa bahwa “semakin kita berbagi, semakin kita berkelimpahan”. Hasil kegiatan ini kemudian disalurkan untuk kepentingan sosial, misalnya jika ada warga sekolah yang sedang membutuhkan bantuan (Menderita Sakit), maka dana yang terkumpul dari kegiatan Jumat Beramal digunakan untuk membantu meringankan beban warga sekolah tersebut.

Dampak dari kegiatan ini sangat membantu, disamping meringankan beban warga sekolah yang tengah menghadapi musibah, juga dapat memperkuat karakter siswa untuk selalu berempati dan peduli terhadap sesama.

Program SABERLINK (Sabtu Bersih Lingkungan)

Dilaksanakan setiap hari Sabtu sekitar 30 menit sebelum jam belajar dimulai. Kegiatan SABERLINK dilakukan oleh seluruh warga sekolah termasuk saya sendiri (kepala sekolah) dan guru-guru/pegawai. Semua warga sekolah bergotong-royong, bahu-membahu dalam menata dan membersihkan lingkungan sekolah sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang bersih, indah, dan nyaman untuk belajar.

Kegiatan SABERLINK disamping memberikan dampak baik bagi lingkungan sekolah, juga memberikan efek positif bagi siswa, yakni menanamkan karakter gotong-royong dan sikap peduli lingkungan kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah.

Program Batas Masa (Bahas Tuntas Masalah Bersama)  

Program ini kami laksanakan setiap hari Sabtu (akhir pekan) setelah pembelajaran di dalam kelas berakhir. Tujuan dari program ini adalah untuk memfasilitasi guru-guru agar dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman, keahlian, teknik dan inovasi pembelajaran serta membahas berbagai permasalahan yang membutuhkan pemecahan. Melalui program ini pula dilakukan berbagai macam pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru serta pegawai, seperti pelatihan penggunaan SCI Media Online, pengenalan teknik penyusunan perangkat pembelajaran berbasis teknologi, dan pelatihan pembuatan karya seni (pra karya) dari bahan bekas dengan melibatkan guru-guru kompeten baik dari internal sekolah maupun luar sekolah sebagai narasumber/pelatih dalam kegiatan.

Adapun dengan terselenggaranya program ini manfaat yang diperoleh guru-guru diantaranya mendapat kesempatan untuk memperluas wawasan, meningkatkan kompetensi, memupuk hasrat untuk mencapai hasil kinerja yang lebih maksimal, menumbuhkan gairah untuk mengembangkan diri, serta menemukan solusi dari permasalahan pembelajaran yang dihadapi.

Demikian langkah kecil yang telah saya lakukan untuk memulai sebuah perubahan dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang saya peroleh selama Pelatihan Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh IOA. Semoga apa yang telah saya lakukan dapat mentransformasikan Pebiasaan-pembiasaan baik secara berkelanjutan bagi seluruh warga sekolah. Lebih khusus kepada siswa-siswi saya  kelak yang tumbuh menjadi pemimpin-pemimpin baru di masa depan. Harapan saya semoga kegiatan ini terus berkembang menjadi Pembiasaan-pembiasaan, sehingga perlahan dapat menciptakan suatu perubahan yang besar dan berguna bagi lingkungan pendidikan yang saya pimpin, berguna bagi masyarakat, bahkan bagi bangsa dan negara.

0 komentar:

Posting Komentar